7 Strategi Merekrut Karyawan Blue Collar dengan Tepat & Cepat

Sebagai seorang HRD pasti kamu sudah tidak asing lagi bukan dengan istilah karyawan blue collar atau kerah biru? Biasanya seorang HRD akan merasa kesulitan ketika ingin merekrut karyawan blue collar. Hal ini karena pekerja di industri ini memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dari karyawan di industri lainnya. Oleh karena itu, HRD perlu strategi merekrut karyawan blue collar yang tepat dan tidak bisa disamakan dengan strategi merekrut karyawan lainnya.

Nah, sebelum kita membahas strategi merekrut karyawan blue collar, kita bahas dulu apa sebenarnya karyawan kerah biru atau blue collar? Menurut Workable Better Hiring, karyawan kerah biru atau blue collar worker adalah istilah yang merujuk pada karyawan yang lebih mengandalkan kekuatan fisik untuk menyelesaikan pekerjaannya, dan biasanya bekerja di luar ruangan.

Skill yang mereka miliki biasanya seperti skill menggunakan alat atau mengoperasikan mesin tertentu, atau bahkan tidak memiliki kecakapan sama sekali. Biasanya karyawan tipe ini bekerja di bidang bisnis yang beroperasi di lapangan atau juga pabrik seperti waiter, server, pekerja konstruksi, supir, dan lainnya.

Nah, setelah mengetahui apa itu karyawan blue collar, maka yuk kita bahas strategi yang bisa kamu lakukan ketika ingin merekrut karyawan kerah biru. Menurut Luisa Margaretha G, HR Recruitment PT Puyo Indonesia Kreasi terdapat beberapa strategi yang bisa dilakukan dalam merekrut kayaran blue collar seperti:

Tanyakan “Kenapa Ingin Bekerja di Perusahaan Ini?”

Meski ini pertanyaan umum, tapi dengan mengajukan pertanyaan ini, seorang HR bisa mengetahui kira-kira apa yang menjadi motivasi dari kandidat untuk melamar dan masuk ke perusahaan tersebut. 

Jika ia benar-benar tahu tentang perusahaan, dapat dipastikan mereka melakukan riset terlebih dahulu, kandidat seperti ini bisa jadi pertimbangan bagi perusahaan. Namun, jika mereka tidak bisa menjawab atau tidak mampu memberikan gambaran tentang perusahaan kamu, lebih baik tidak direkrut.

Jarak

Pertimbangkan juga jarak antara rumah calon karyawan dengan perusahaan. Biasanya jika jaraknya semakin dekat, kemungkinan karyawan akan betah dan bertahan lama di perusahaan. Hal ini karena biaya transport akan menjadi pertimbangan bagi karyawan blue collar. Apalagi karyawan tipe ini tidak memiliki standar gaji yang tinggi dan biasanya sebatas UMP atau di atas UMP sedikit.

Extrasupervice

Sebagai HRD, ketika kamu merekrut karyawan blue collar, maka kamu wajib  memberikan bimbingan ekstra. Biasanya karyawan ini mudah sekali keluar atau pergi karena ada permasalahan baik masalah pribadi atau antar rekan kerja,  misalnya bertengkar atau merasa tidak enak, mereka bisa pergi tanpa pertimbangan panjang. 

Jadi sebagai HRD, kamu benar-benar harus dapat membimbing dan memperhatikan masing-masing karyawan. Tidak lupa juga memberikan mereka training dengan benar secara teknis. Agar mereka benar-benar bisa melakukan pekerjaan dengan tepat dan sesuai ekspektasi perusahaan.

Cek Media Sosial Pelamar

Kamu juga perlu mengecek jejak digital mereka. Hal ini penting dilakukan bukan hanya untuk melihat kepribadian mereka, namun juga sebagai antisipasi perusahaan terhadap tindakan-tindakan yang tidak diinginkan yang akan merusak citra perusahaan.

Kamu bisa coba menghindari kandidat yang terlalu oversharing. Biasanya kandidat ini  tidak memikirkan terlalu mendalam tentang apa yang mereka posting apakah akan berdampak kepada perusahaan atau tidak.

Buatkan Mereka Form

Dibanding meminta CV kepada calon karyawan blue collar, kamu bisa coba membuatkan mereka formulir yang isinya mirip dengan CV. Karena menurut mereka membuat CV itu susah dan banyak yang merasa kesulitan membuat CVyang baik dan benar, apa saja yang harus dituliskan, dan sebagainya. 

Behavior Pelamar

Jangan lupa juga untuk cek dan perhatikan behavior pelamar ketika menghadiri interview. Sekalipun dilakukan online, cobalah lihat apakah kandidat memiliki niat untuk tetap berpakaian yang rapi atau tidak. Karena dari sini kamu bisa melihat  bagaimana mereka dalam mengerjakan pekerjaan nantinya.

Jika offline, perhatikan gestur, cara duduk, cara menjawab, dan apakah ia bisa datang tepat waktu saat interview. Dengan pertimbangan inilah kamu bisa mengambil keputusan yang tepat, apakah akan merekrut karyawan atau tidak.

Tawarkan Benefit yang Menarik

Seperti yang sudah sedikit disinggung di atas, bahwa karyawan tipe ini biasanya memiliki upah dengan standar minimal atau lebih besar sedikit dibanding standar. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan memperhatikan benefit apa saja yang bisa diberikan perusahaan ke karyawan. Misalnya kemudahan akses pembayaran gaji instan.

Di mana, dengan benefit ini karyawan bisa mengakses gajinya kapan saja meski belum tanggal gajian. Sehingga, ketika karyawan butuh dana darurat untuk keperluan mendesak di tengah bulan, mereka tidak perlu lagi khawatir dan tetap bisa fokus bekerja.

Nah, untuk memberikan benefit akses gaji instan dan fleksibel, perusahaan bisa memanfaatkan aplikasi KINI.id. Dengan aplikasi ini, perusahaan tidak perlu repot menyiapkan anggaran tambahan ketika karyawan mengambil gaji di tengah bulan. Sehingga nantinya tidak akan membuat arus kas perusahaan berantakan.

Nah, itulah beberapa strategi merekrut karyawan blue collar yang bisa kamu terapkan di perusahaan. Dengan menggunakan strategi yang tepat, maka kamu pun bisa merekrut karyawan yang tepat juga bagi perusahaan. Sehingga nantinya bisa membantu operasional perusahaan dengan baik.