5 Tips Hadapi Resesi 2023 yang Bisa Dilakukan Perusahaan

Prediksi resesi di tahun ini mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita semua? Namun, apakah seluruh perusahaan sudah siap untuk hadapi ancaman resesi di tahun 2023 ini? Bagaimana tips hadapi resesi di tahun 2023 ini?

Prediksi dunia akan gelap akibat krisis ekonomi, pangan, hingga energi yang disebabkan pandemi Covid-19 serta perang Rusia-Ukraina ini bahkan sempat disinggung oleh Presiden Joko Widodo.

Presiden sudah mengakui adanya sinyal resesi di Eropa, Amerika Serikat, serta China yang turut berdampak pada Indonesia. Oleh karena itu, dalam beberapa kesempatan, Presiden menghimbau masyarakat untuk tetap optimis, berhati-hati, dan mulai bersiap menghadapi resesi yang mungkin terjadi.

Resesi ekonomi tentu memengaruhi daya beli masyarakat, sehingga mendorong mereka lebih selektif dalam pengeluaran dan fokus pada pemenuhan kebutuhan. Namun, bagaimana nasib  pelaku bisnis di tengah situasi ini? Apa saja yang harus dipersiapkan untuk membuat bisnis bertahan di masa-masa penuh ketidakpastian tahun ini? Berikut beberapa tips hadapi resesi yang dapat dilakukan oleh para pelaku bisnis di Indonesia.

Lakukan riset pasar untuk berinovasi

Resesi seharusnya bukan menjadi penghalang bagi bisnis untuk berinovasi. Namun, di tengah perubahan gaya hidup, masyarakat menjadi lebih selektif terhadap pengeluaran mereka, sehingga pelaku bisnis perlu mengeksplorasi peluang inovasi dan terus beradaptasi dengan kebutuhan dan minat masyarakat dengan melakukan riset pasar.

Riset pasar inilah yang akan memberikan insights bagi bisnis terkait produk dan tren yang sedang berkembang di masyarakat, ketertarikan calon pelanggan dengan produk yang akan diluncurkan, hingga mengetahui harga yang rela mereka keluarkan untuk membeli produk tersebut.

Perusahaan bisa coba dengan melakukan survei online dan memberikan pertanyaan ke pelanggan. Selain itu, perusahaan juga perlu mengevaluasi performa setiap produk yang dimiliki dan menentukan produk-produk apa yang paling menguntungkan maupun merugikan bisnis.

Dengan begitu, perusahaan dapat lebih fokus memperkuat produk-produk unggulannya serta memberhentikan pasokan produk yang kurang baik terlebih dahulu, untuk mengurangi biaya produksi. Perusahaan juga bisa melakukan penyesuaian harga dengan kondisi pasar. Namun, perhatikan juga perubahan harga bahan baku, biaya produksi, serta harga jual yang dipatok kompetitor secara berkala, agar bisnis tetap kompetitif di pasar.

Diversifikasi supplier atau vendor

Di tengah melambatnya ekonomi, pasokan barang dan bahan baku akan mengalami imbas negatif akibat melemahnya daya beli. Secara otomatis, biaya bahan baku kemungkinan akan naik berkali-kali lipat. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan diversifikasi pemasok atau memiliki lebih dari satu pemasok agar produktivitas produksi tidak terganggu dengan ketersediaan bahan baku di pasaran yang terpapar kenaikan harga.

Efisiensi anggaran dengan strategi tepat sasaran

Anggaran pemasaran menjadi biaya terbesar dalam operasional bisnis. Oleh karena itu, pelaku bisnis perlu melakukan efisiensi dengan memastikan alokasi anggaran pemasaran tepat sasaran.

Saat ini, banyak pelaku bisnis yang mengalihkan strategi pemasaran ke digital karena jangkauannya yang luas, dan memungkinkan kreativitas yang lebih besar, hingga memiliki biaya yang terjangkau. Misalnya, dengan melakukan promosi lewat media sosial. Strategi ini merupakan opsi tepat ketika target market perusahaan adalah milenial dan Gen Z yang memang sudah melek teknologi dan media sosial. 

Siapkan dana darurat

Bukan hanya orang pribadi, bisnis juga perlu mempersiapkan dana darurat untuk menghadapi resesi. Dana darurat akan membantu bisnis bertahan dengan menstabilkan biaya operasional bisnis di tengah inflasi, membayar gaji karyawan, hingga angsuran cicilan. Pastikan juga untuk memisahkan dana darurat dengan biaya operasional bisnis dan pastikan perusahaan menyimpan dana darurat di bank atau lembaga keuangan tepercaya.

Restrukturisasi tenaga kerja

Ketika kondisi bisnis semakin kritis, perusahaan juga bisa mempertimbangkan untuk melakukan restrukturisasi tenaga kerja dengan pengurangan personil yang kurang berprestasi, serta memaksimalkan dan mengapresiasi kapasitas personil yang berprestasi. Sehingga penting bagi perusahaan untuk meningkatkan kemampuan perusahan dan karyawan, agar dapat berkembang sesuai perkembangan zaman.

Itulah beberapa tips hadapi resesi yang bisa dilakukan perusahaan untuk mencegah dampak negatifnya. Selain itu, perusahaan juga perlu mempertimbangkan untuk memberikan benefit akses gaji instan bagi karyawan. Dengan begitu, perusahaan bisa menjaga kualitas kerja dan membuat karyawan lebih loyal terhadap bisnis.

Untuk memberikan benefit akses gaji instan, perusahaan tidak perlu khawatir mengenai anggaran keuangan atau dana darurat. Karena perusahaan tetap bisa memberikan benefit tersebut tanpa mengganggu anggaran atau dana darurat yang sudah dibuat dan dikumpulkan dengan memanfaatkan aplikasi KINI.id. Jadi tunggu apalagi? Daftarkan seluruh karyawan ke dalam aplikasi KINI.id sekarang!