Jangan Asal Percaya, Ini 7 Mitos tentang Bekerja di Kantor

Ketika kita bekerja di kantor, pasti ada saja sebuah pernyataan yang kita dengar dan dikatakan banyak orang dan menjadi mitos bekerja di kantor. Tanpa sadar kita juga terpengaruh dan terpaksa memercayainya dan akhirnya terpengaruh oleh pernyataan tersebut, yang nyatanya belum tentu benar. 

Tidak hanya bekerja di kantor, bekerja di rumah pun tidak lepas dari mitos seperti ini. Padahal, mitos-mitos tersebut jika dipercaya hanya akan menghalangi kreativitas dan produktivitasmu. Agar kamu tidak terjerumus dalam mitos atau pernyataan yang belum benar, berikut adalah 7 mitos bekerja di kantor yang paling umun ditemui.

Jam kerja 8 jam adalah yang paling efektif

Umumnya, setiap perusahaan akan menerapkan 8 jam kerja sebagai waktu paling ideal untuk bekerja di kantor. Hal inilah yang membuat akhirnya perusahaan percaya bahwa jam kerja di kantor kurang dari 8 jam akan membuat produktivitas karyawan menurun. Nyatanya, pernyataan tersebut tidak benar.

Sebuah perusahaan bernama Draugiem Group di Latvia melakukan sebuah eksperimen yang  kemudian membuktikan bahwa ternyata karyawan akan lebih produktif di kantor ketika memiliki jam kerja lebih pendek. Karyawan yang paling produktif bukanlah karyawan yang bekerja selama 8 jam, melainkan karyawan yang mengambil istirahat selama 17 menit setiap 52 menit bekerja. Penelitian ini juga telah diterapkan di Swedia, di sana perusahaan menetapkan jam kerja 6 jam untuk para karyawan di kantor dan terbukti bahwa karyawan bisa lebih produktif.

Karyawan berkinerja tinggi akan menjadi manajer hebat

Sebagian besar orang percaya bahwa karyawan berkinerja tinggi akan bisa menjadi manajer yang hebat. Faktanya, menjadi manajer bukan hanya sekedar bekerja dengan kinerja baik dan produktif. Seorang manajer juga harus mampu menemukan keterampilan unik orang lain dan memanfaatkan keterampilan tersebut.

Manajer bukan hanya meningkatkan produktivitas dirinya sendiri namun harus meningkatkan produktivitas bawahannya. Sehingga, manajer di kantor tidak bisa hanya mengenali kemampuannya sendiri, melainkan memahami bakat yang dimiliki bawahannya dan membantu untuk mengembangkannya.

Karyawan remote lebih sedikit bekerja

Karyawan yang bekerja remote atau jarak jauh sering dianggap tidak seproduktif karyawan yang bekerja di kantor. Ini juga mitos belaka yang mungkin sering kita dengar akhir-akhir ini. Mitos inilah yang akhirnya membuat perusahaan tidak mengizinkan karyawannya untuk kerja remote karena takut hasil pekerjaannya tidak sebagus ketika di kantor.

Baca Juga: Manfaat Menerapkan Hybrid Working di Perusahaan

Namun, sebuah studi telah membuktikan bahwa karyawan yang kerja remote memiliki kontribusi lebih dibandingkan yang bekerja di kantor. Produktivitas karyawan yang bekerja jarak jauh juga meningkat. Peningkatan ini sebagian besar dikaitkan dengan jam kerja yang lebih panjang.

Stres merupakan hal yang normal

Setiap orang pasti pernah merasakan stres ketika bekerja di kantor maupun di rumah. Ada yang beranggapan bahwa stres adalah tanda seseorang ketika cukup sibuk bekerja untuk perusahaan. Terkadang stres justru dianggap sebagai hal normal yang dapat memotivasi karyawan untuk dapat bekerja lebih lagi. Padahal, stres adalah hal yang cukup buruk dan akan memengaruhi kinerja karyawan di kantor.

Seseorang yang mengalami stres tidak dapat bekerja dan mengambil keputusan dengan baik. Stres menandakan adanya hal yang salah dalam lingkungan kerja, sistem kerja, dan hal lainnya.

Terlalu banyak kerja adalah penyebab stres

Masih sejalan dengan mitos sebelumnya. Banyak yang beranggapan bahwa semakin lama bekerja di kantor maka akan semakin besar kemungkinan karyawan merasa stres. Faktanya ada orang yang bekerja 80 jam di kantor per minggu dan tetap merasa bahagia, namun ada juga yang bekerja 30 jam di kantor per minggu dan merasa stres.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa stres tidak ditentukan dengan banyaknya waktu yang dihabiskan untuk bekerja, melainkan dari bagaimana seseorang melihat pekerjaannya. Jika seseorang melihat pekerjaanya sebagai hal yang menyenangkan, maka seberapa lama pun ia bekerja, ia tidak akan merasa stres.

Bekerja semakin banyak membantu menyembuhkan stres

Hal ini terjadi pada karyawan yang percaya bahwa ia merasa stres karena tertinggal dari karyawan lainnya dalam hal pekerjaan. Sehingga ia merasa harus mengejar ketinggalannya dengan bekerja lebih keras lagi. Padahal stres yang ditimbulkan bukan karena ia benar-benar tertinggal, namun hanya karena ia merasa tertinggal.

Dari sini kita bisa simpulkan bahwa mengurangi jam kerja maupun menambahkan jam kerja bukanlah solusi dari menghilangkan stres. Namun, untuk mengurangi stres, kamu harus mengubah mindset tentang pekerjaan itu sendiri. Ketika seseorang merasa senang dalam menjalani pekerjaan, maka apapun yang terjadi ia akan tetap bertahan dari stres bekerja di kantor.

Uang menjadi motivasi terbaik

Mitos selanjutnya adalah uang sebagai motivasi terbaik dalam bekerja. Tidak menutup kemungkinan, uang memang menjadi pertimbangan untuk seseorang memilih sebuah pekerjaan, namun uang tetap bukan alasan nomor satu.

Kebanyakan karyawan yang bekerja di kantor merasa lebih bahagia ketika mereka dihargai atas pekerjaanya, memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja, dan memiliki work-life balance. Hanya sebagian kecil yang menyatakan bahwa kenaikan gaji di kantor adalah sumber kebahagiannya. Sehingga, pada dasarnya uang tidak membeli kebahagiaan dan gaji yang tinggi tidak menjamin kebahagiaan karyawan.

Nah, untuk memberikan kebahagiaan karyawan, perusahaan bisa coba memanfaatkan aplikasi KINI.id sebagai aplikasi yang membantu karyawan untuk mengakses gaji secara instan dan fleksibel. Sehingga, bisa mengurangi tingkat stres karyawan ketika membutuhkan dana darurat atau uang di tengah bulan.

Dengan aplikasi KINI.id, karyawan bisa dengan mudah mengakses gaji fleksibel dan instan tanpa perlu menunggu tanggal gajian, sehingga bisa digunakan kapan pun ketika karyawan membutuhkan. Jadi tunggu apalagi? Daftarkan seluruh karyawan ke dalam aplikasi KINI.id sekarang!