Menurut survei yang dilakukan Deloitte pada tahun 2020 lalu, karyawan milenial menduduki posisi tertinggi dalam jumlah persentase dibandingkan generasi pendahulunya. Di mana, angka generasi milenial di perusahaan mencapai angka 33,75%.. Di mana, angka ini mengalahkan generasi Z yang memiliki persentase 29,23%. Sehingga dapat dipastikan bahwa generasi ini akan mengambil alih generasi-generasi pendahulunya dalam beberapa tahun ke depan.
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan memahamai cara mengelola karyawan milenial di era teknologi digital ini. Mengingat saat ini generasi milenial sedang berada dalam usia produktif dan sedang dalam proses mencari dan mengembangkan karirnya.
Jika salah memahami karakteristiknya, maka bisa memberikan dampak pada optimasi sumber daya manusia di perusahaan dan menyebabkan tingginya turn over perusahaan. Nah, agar tidak salah mengelola karyawan milenial. Di bawah ini adalah beberapa karakteristik yang perlu dipahami perusahaan dan tips mengelola karyawan generasi milenial.
Karakteristik Milenial yang Perlu Dipahami Perusahaan
Banyak pihak manajemen yang mengeluhkan sulitnya memahami karakteristik generasi milenial, mengingat perbedaan pengalaman, persepsi, serta pandangan hidup membuat penilaian karakteristiknya tidak obyektif. Nah, agar menghindari kesalahpahaman mengenai karakteristik mereka, di bawah ini adalah beberapa karakteristik yang sering ditunjukkan generasi milenial di perusahaan.
1. Tertarik dengan Perkembangan Teknologi
Generasi ini lahir ketika teknologi sedang berkembag, salah satunya mulai adanya komputer dan internet. Bahkan generasi ini sudah mulai dikenalkan komputer sejak mereka berada di bangku Sekolah Dasar.
Hal inilah yang melatarbelakangi lahirnya generasi yang “kepo” terhadap hal baru dan selalu penasaran serta terus mencoba berbagai perangkat untuk memudahkan berbagai aktivitasnya. Misalnya saja dalam hal komunikasi, dibandingkan menggunakan email, generasi ini lebih tertarik menggunakan sosial media.
2. Lebih Suka Bekerja dalam Tim
Generasi ini juga paling menyukai ketika mereka bekerja sama dengan tim. Hal ini dilatarbelakangi dari pola pendidikannya yang lebih mengedepankan kerja sama tim. Misalnya pekan olahraga, study group, dan proyek bersama.
Berdasarkan pengalaman pendidikan inilah, mereka lebih percaya diri untuk menyelesaikan berbagai proyek besar ketika dikerjakan bersama tim. Biasanya mereka bisa fokus pada keahliannya masing-masing, kemudian mengolaborasikan hasil kerjanya degan tim yang sudah dibentuk.
3. Tertarik Pada Pencapaian
Generasi ini terlahir dan dibesarkan oleh orang tua yang mengalami berbagai kesulitan. Di mana, pada tahun 80an, mereka pernah merasakan kesulitan untuk mendapatjkan sesuatu. Misalnya saja sulit memiliki buku pelajaran dan media belajar harus ditulis atau disalin ulang.
Selain itu, rata-rata didikan orang tua mereka adalah selalu memberikan pemahaman bahwa segala sesuatunya sulit diperoleh. Sehingga akhirnya terbentuklah jiwa ambisius. Akhirnya, ketika mereka mendapatkan tantangan, mereka cenderung tertarik serta menyelesaikannya secara optimal.
Tips Mengelola Karyawan Milenial untuk Menunjang Produktivitasnya
Karena perbedaan karakteristik karyawan, antara generasi angkatan milenial dengan boomer tentunya perusahaan perlu memiliki perbedaan dari sisi pengelolaan karyawan. Misalnya perbedaan dari lingkungan kerja, penentuan jam kerja, serta tawaran untuk pengembangan karirnya. Lalu, apa saja yang bisa perusahaan lakukan untuk mengelola karyawan milenial agar lebih produktif di perusahaan?
1. Menggunakan Teknologi Terbarukan
Sudah sedikit dijelaskan di atas bahwa generasi milenial memiliki ketertarikan untuk menggunakan atau mengoperasikan berbagai perangkat digital canggih atau terbaru. Untuk itu, perushaan bisa coba memberikan fasilitas dengan teknologi yang mumpuni.
Penggunaan teknologi yang diberikan perushaan tidak harus benar-benar terbaru, namun memiliki fasilitas lengkap, bisa membantu berbagai keperluan kerja, serta mudah dioperasikan. Hal ini karena generasi ini cenderung suka apabila pekerjaannya cepat selesai dengan bantuan teknologi.
2. Berikan Apresiasi Terhadap Pencapaian
Jiwa ambisius yang dimiliki generasi ini sering membuat mereka sangat produktif dan ingin meluangkan waktu dan tenaganya untuk memenuhi tuntutan kerja. Baginya pengalaman dan kesempatan mendapatkan proyek merupakan bagian dari tantangan yang harus dihadapinya.
Namun, apabila tidak mendapatkan apresiasi yang sesuai hasil kerjanya, antusiasme mereka cenderung cepat padam. Untuk meluapkan sisi ambisiusnya, mereka cenderung pergi dan berpindah tempat kerja yang menurutnya bisa memberikan apresiasi terhadap prestasinya.
3. Membuat Sistem Kerja Tim
Ketika ingin melakukan pembagian kerja yang efisien demi menghasilkan suatu hasil yang baik dan diinginkan, maka akan ada proses kompleks didalamnya. Nah, ketika mengelola karyawan milenial, cobalah berikan tugas yang jelas dan fokus, kemudian buatlah sistem kerja sama tim. Karena memberikan berbagai tugas ke generasi ini hanyalah membuat mereka bingung.
Perusahaan bisa coba melakukan diferensiasi pekerjaan untuk membangun tim yang solid serta terstruktur. Hasilnya adalah step by step produksinya sangat berkualitas, dan efeknya tentu saja produktivitas dari perusahaan ikut meningkat.
4. Berikan Benefit yang Menarik
Ketika kamu mempekerjakan karyawan milenial, maka tidak hanya gaji yang menjadi tolok ukur mereka untuk bekerja di sebuah perusahaan. Biasanya, keanyakan dari mereka akan menanyakan benefit apa yang bisa perusahaan berikan ke karyawan. Jika asuransi kesehatan dan asuransi jiwa adalah benefit wajib yang perli diberikan perusahaan. Maka perusahaan bisa coba memberikan benefit pembayaran gaji instan tanpa perlu menunggu tanggal gajian.
Untuk memudahkan perusahaan memberikan benefit ini, perusahaan bisa bekerja sama dengan aplikasi KINI.id. Dengan KINI.id, perusahaan bisa memberikan akses pembayaran gaji di muka tanpa perlu mengganggu arus kas perusahan maupun angagran perusahan. Jadi tunggu apalagi? Segera daftarkan seluruh karyawan di perusahaanmu ke dalam aplikasi KINI.id