Kasbon adalah salah satu solusi yang diberikan perusahaan untuk mendukung kebutuhan finansial karyawannya di saat mendesak. Dengan memberikan kasbon ke karyawan, perusahaan bisa mendapatkan banyak manfaat, mulai dari meningkatkan loyalitas karyawan, mengembangkan produktivitas dan kinerja karyawan, hingga memperbaiki efisiensi biaya pengelolaan karyawan.
Kasbon sedikit berbeda dengan fasilitas pinjaman karyawan. Di mana, kasbon biasanya berupa pengambilan sebagian gaji karyawan di awal dan sebelum tanggal gajian. Kemudian, di saat gajian, slip gaji yang diterima karyawan akan terdapat potongan sebesar jumlah kasbon yang diterima karyawan. Misalnya, karyawan yang memiliki gaji Rp6juta mengajukan kasbon Rp3juta, maka saat gajian nanti ia hanya menerima gaji sebesar Rp3 juta.
Masalah Perusahaan Ketika Banyak Karyawan Mengajukan Kasbon
Ketika perusahaan ingin memberikan kasbon ke karyawannya, tidak ada aturan baku mengenai jumlah atau jangka waktunya. Ada beberapa perusahaan yang menetapkan limit maksimal ⅓ gaji, ada juga yang memperbolehkan untuk mengajukan kasbon hingga 50% dari gaji. Semuanya tergantung kemampuan keuangan perusahaan.
Namun, kebiasaan karyawan yang sering mengajukan kasbon ke perusahaan ternyata bisa membebani kas perusahaan. Di mana, perusahaan terpaksa membayar sebagian upah karyawan sebelum tanggal penggajian yang telah disepakati. Jika jumlahnya besar dan sering dilakukan banyak perusahaan, ini akan menjadi hal buruk bagi perencanaan keuangan perusahaan.
Kas perusahaan yang seharusnya dialokasikan untuk membiayai operasional kantor dan menunjang kebutuhan bisnis harian, menjadi terpakai untuk kasbon para karyawan, yang nantinya bisa menurunkan produktivitas bisnis. Jika kebiasaan ini sudah mulai mengganggu, perusahaan perlu solusi untuk mengendalikannya.
Cara Menekan Pengajuan Kasbon Karyawan
Untuk menghindari pengajuan kasbon yang terus menerus dan bisa memperburuk kondisi keuangan bisnis, ada beberapa cara yang bisa dilakukan perusahaan seperti:
1. Bantu Karyawan Perbaiki Perencanaan Keuangan
Kebiasaan kasbon yang dilakukan karyawan biasanya disebabkan karena gaji yang hanya ‘numpang lewat’ di rekening, sehingga tidak cukup memenuhi kebutuhan hidup sebulan. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan bisa coba memberikan pelatihan perencanaan keuangan untuk seluruh karyawan dengan mengundang pakar perencana keuangan.
Saat ini ada banyak pakar perencana keuangan yang bisa diundang untuk memberikan training khusus perencanaan keuangan karyawan. Selain itu, perusahaan juga bisa memberikan bimbingan atau konsultasi berkala agar karyawan bisa mengelola keuangan secara tepat. Perusahaan pun bisa memasukkan pelatihan ini sebagai salah satu benefit karyawan.
2. Buat Dana Darurat Kolektif
Perusahaan juga bisa memberikan program kebijakan pemotongan gaji karyawan setiap bulannya. Di mana, uang ini nantinya akan ditampung atau disimpan ke dalam dana darurat kolektif atau sebagai tabungan karyawan itu sendiri. Program ini merupakan tabungan bersama milik karyawan yang sewaktu-waktu bisa dipinjam oleh karyawan yang membutuhkan dana mendesak.
Sehingga, selain mengurangi beban keuangan perusahaan, cara ini juga bisa membangun kebersamaan dan gotong-royong antar-karyawan. Karena berupa tabungan, karyawan berhak mengambil dan mencairkan dana sebesar akumulasi kontribusinya saat yang bersangkutan berhenti bekerja atau pensiun.
3. Perketat Syarat Kasbon dan Kredit
Perusahaan juga perlu menerapkan syarat pengajuan kasbon secara lebih ketat. Misalnya, menurunkan limit maksimal pinjaman, mengatur frekuensi kasbon, membatasi peruntukan kredit karyawan, dan memperpendek jangka waktu pengembalian, dan sebagainya.
Perusahaan juga bisa menerapkan persyaratan pemenuhan kebutuhan, misalnya karyawan hanya bisa mengajukan kasbon untuk beberapa kebutuhan seperti biaya rumah sakit, biaya perbaikan kendaraan, dan sebagainya. Dengan menerapkan syarat yang lebih ketat, maka bisa mengurangi minat karyawan untuk mengajukan kasbon.
4. Berikan Benefit Akses Pinjaman Pihak Ketiga
Banyak perusahaan yang ingin memberikan kasbon namun terhalang dengan tidak adanya anggaran yang cukup. Oleh karena itu, solusi yang paling efektif dan bisa dimanfaatkan perusahaan adalah dengan menggandeng pihak ketiga sebagai penyedia pinjaman kasbon seperti aplikasi KINI.id.
KINI.id merupakan aplikasi yang menawarkan fasilitas pinjaman karyawan dengan lebih mudah dan cepat tanpa harus mengganggu keuangan perusahaan. Dengan aplikasi KINI.id, karyawan bisa mengajukan kasbon lebih mudah dengan mengambil gaji di awal sebelum tanggal gajian. Di mana, kasbon yang bisa diambil atau diterima karyawan adalah sebesar maksimal hari kerja yang sudah mereka selesaikan. Misalnya, dalam bulan Oktober ini karyawan baru menyelesaikan 10 hari kerja. Maka, gaji di muka yang bisa diterima karyawan sebesar maksimal gaji 10 hari kerja.
Contoh, karyawan A memiliki gaji Rp10 juta dengan hari kerja 25 per bulan. Maka, gaji 10 hari kerja karyawan A adalah sebagai berikut:
Rp10 juta : 25 hari kerja = Rp400.000,
Maka gaji karyawan A per hari adalah Rp400.000. Sedangkan gaji 10 hari karyawan A adalah:
10 hari kerja x Rp400.000 = Rp4 juta.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa gaji di muka yang bisa diterima karyawan A adalah Rp4 juta. Nah, jumlah ini bisa diambil seluruhnya atau diambil sebagian sesuai kebutuhan karyawan.
Dan tugas perusahaan nantinya adalah memotong sejumlah gaji yang telah digunakan karyawan tersebut. Misalnya, karyawan A hanya mengambil uang Rp2juta selama bulan Oktober. Maka, gaji yang akan diterima karyawan saat tanggal gajian adalah Rp10 juta – Rp2 juta = Rp8 juta.
Mudah bukan? Jadi tunggu apalagi? Berikan fasilitas kabon ke karyawan kamu dengan memanfaatkan aplikasi KINI.id!