Turnover karyawan yang tinggi bukanlah hal yang baik bagi perusahaan. Seperti yang kita ketahui, karyawan merupakan aset paling penting uang dimiliki perusahaan. Tanpa karyawan, maka perusahaan tidak bisa berkembang dengan maksimal. Apalagi jika karyawan terus berganti karena adanya turnover yang tinggi.
Bukan hanya itu, ketika angka turnover besar, maka perusahaan harus segera mengeluarkan biaya ekstra untuk melakukan rekrutmen baru serta pelatihan karyawan baru. Hal ini pun jika dibiarkan secara terus menerus dapat menurunkan tingkat produktivitas perusahaan dan menghambat perkembangan bisnis.
Meski turnover karyawan adalah hal yang biasa, namun jika angkanya terlalu tinggi, maka akan memberikan dampak buruk bagi perkembangan perusahaan. Apa saja dampak turnover karyawan yang tinggi?
Kerugian finansial
Seperti yang sudah disinggung sedikit di atas bahwa dampak turnover tinggi bagi perusahaan adalah kerugian finansial. Di mana, ketika karyawan resign, tentu perusahaan perlu menggantinya dengan orang lain, sehingga perlu dilakukan proses rekrutmen.
Proses rekrutmen sendiri bukanlah hal yang mudah dan murah untuk dilakukan. Proses kerjanya dapat berjalan lama dan pasti memakan biaya yang tidak sedikit. Budget yang diberikan untuk tim HR pun kemungkinan besar akan habis untuk keperluan vendor lowongan kerja, proses wawancara dan pelatihan, serta memilih karyawan yang sesuai rekrutmen perusahaan. Apalagi jika perusahaan nantinya harus membayar pesangon untuk karyawan yang resign. Bisa dibayangkan bukan berapa banyak keuangan perusahaan yang akan terpakai untuk masalah turnover ini?
Menurunnya produktivitas
Ketika angka turnover tinggi, maka produktivitas perusahaan pun akan ikut menurun. Apalagi mencari pengganti karyawan yang resign bukanlah suatu hal yang bisa disepelekan. Tidak jarang, perusahaan memerlukan waktu hingga sebulan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Hal inilah yang secara tidak langsung membuat produktivitas karyawan menurun, karena perlu mengambil beban pekerjaan karyawan yang resign. Selain itu, perkembangan perusahaan pun akan ikut terhambat, apalagi jika posisi yang kosong ini dinilai krusial untuk kepentingan bisnis.
Menurunnya keuntungan perusahaan
Dampak besar yang terjadi ketika turnover tinggi adalah menurunnya angka keuntungan perusahaan. Jika akhirnya tingkat produktivitas perusahaan menurun, maka secara tidak langsung juga akan membuat angka keuntungan perusahaan menurun. Sebab, nantinya akan ada banyak pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan dengan baik.
Bukan hanya itu, penurunan ini juga dipengaruhi oleh angka penjualan yang merosot serta hilangnya kepercayaan dari pihak investor. Di mana, investor akan berpikir dan mempertimbangkan kembali kinerja perusahaan ketika melihat banyaknya angka turnover dalam perusahaan tersebut.
Memberikan dampak buruk bagi moral karyawan
Ketika turnover tinggi maka juga akan memengaruhi turunnya moral karyawan yang masih bekerja di perusahaan tersebut. Karena semakin banyak karyawan resign, maka semakin banyak juga jumlah karyawan tersisa yang menjadi resah.
Selain itu, angka turnover tinggi juga bisa membuat karyawan jadi tidak bersemangat, hingga mereka nantinya terdorong untuk ikut mencari peluang kerja yang lebih baik. Jika hal tersebut terus terjadi, maka budaya perusahaan bisa terpengaruh dan akan sulit bagi tim HR untuk menarik talenta terbaik.
Setelah mengetahui dampak buruk dari turnover karyawan, pihak HR perlu mempertimbangkan strategi untuk menurunkan turnover karyawan tersebut. Ada banyak strategi yang bisa dilakukan perusahaan, salah satunya pemberian benefit EWA atau Earned Wage Access.
Dengan memberikan benefit EWA lewat aplikasi KINI.id, perusahaan tidak perlu khawatir mengenai masalah budgeting atau arus kas perusahaan. Karena karyawan tetap bisa mengakses gajinya kapan dan di mana saja sesuai dengan jumlah yang mereka butuhkan tanpa perlu mengganggu arus kas perusahaan. Jadi tunggu apalagi? Mulai daftarkan seluruh karyawan sekarang dalam aplikasi KINI.id.