6 Jenis Utang Karyawan yang Berdampak pada Produktivitas

Utang selalu menjadi beban keuangan, apalagi jika dalam jumlah yang besar. Utang juga bisa menjerat siapa saja, termasuk karyawan yang sudah memiliki penghasilan tetap setiap bulannya.  Kurangnya pengelolaan keuangan yang baik menjadi salah satu alasan banyaknya utang karyawan. Hal ini bahkan akan semakin memburuk, jika utang tersebut dibebani sejumlah bunga dan biaya lainnya yang akan membuat pokoknya semakin membesar. Lalu apa saja jenis utang karyawan yang sering membebani keuangan mereka?

Utang kartu kredit

Jenis utang ini menjadi salah satu utang yang paling sering jadi masalah bagi karyawan, terutama bagi yang masih di usia muda.. Produk kartu kredit memang bisa memberikan banyak kemudahan, termasuk keuntungan ketika digunakan dengan tepat. 

Di luar semua itu, kartu kredit juga berisiko membuat seseorang menjadi lebih konsumtif. Dengan kartu kredit inilah karyawan bisa membeli apapun selama memiliki limit di dalam kartu kredit.  Penggunaan kartu kredit yang tidak bijak menjadi kesalahan yang sering membuat karyawan terjerat utang. Nilainya bisa saja besar, tergantung limit dan pemakaian itu sendiri. 

Selain itu, kartu kredit juga menerapkan bunga dan biaya lainnya yang tidak bisa dianggap enteng. Apalagi jika sampai gagal bayar, maka bunganya akan membuat jumlah tagihan membengkak.

Baca Juga: 6 Cara Atasi Tunggakan Tagihan Kartu Kredit yang Mulai Membengkak

Utang koperasi

Bagi karyawan yang di perusahaannya menyediakan koperasi juga sering memiliki utang di koperasi. Selain menyediakan berbagai kebutuhan dengan harga yang cukup murah, biasanya koperasi perusahaan juga menyediakan layanan simpan pinjam. Karyawan bisa mengakses pinjaman ini dengan mudah, apalagi jika sudah bekerja lama di perusahaan.

Meski pinjaman koperasi menetapkan bunga yang kecil, utang ini tentu akan tetap membebani jika jumlah pokok pinjamannya besar. Mudahnya akses utang koperasi inilah yang sering membuat karyawan menumpuk utang. Jika sudah menumpuk, maka potongan gaji setiap bulannya pun akan semakin besar, sehingga gaji yang dibawa pulang semakin sedikit.

Kasbon

Utang satu ini juga sering menjadi jeratan bagi para karyawan. Ada banyak perusahaan yang memungkinkan karyawannya melakukan kasbon, di mana yang bersangkutan bisa mengajukan pinjaman. 

Tenor kasbon ini biasanya berbeda-beda, tergantung kebijakan perusahaan. Meski bunganya kecil, biasanya nilai kasbon tidak lebih dari 1/3 jumlah gaji karyawan. Kasbon ini akan menjadi beban bagi keuangan dan bisa membuat karyawan terjerat utang.

Baca Juga: Mengenal Kasbon & Manfaatnya untuk Karyawan di Perusahaan

Kredit barang konsumtif

Membeli berbagai barang konsumtif dengan cara kredit juga menjadi pemicu utang para karyawan. Biasanya ada banyak sales atau orang yang menawarkan kredit berbagai produk ke perusahaan, misalnya smartphone, panci, blender, dan yang lainnya. 

Biasanya, kredit barang konsumtif ini tidak memberikan syarat yang sulit dan bisa mengajukannya dengan cepat. Hal inilah yang membuat karyawan akhirnya mengajukan terlalu banyak kredit secara impulsif yang membuat utang menumpuk.

Pay later

Paylater merupakan alat pembayaran yang memungkinkan penggunanya melakukan pembayaran atau membeli barang dengan limit yang ada di dalamnya. Produk ini menawarkan kepraktisan dan bisa diajukan dengan begitu mudah dan cepat juga. Dibalik semua itu, pay later menerapkan bunga yang tinggi dan bisa membuat penggunanya lebih konsumtif. 

Baca Juga: 5 Bahaya Menggunakan Fitur Paylater yang Wajib Diketahui

Utang teman

Ini merupakan jenis utang konvensional namun masih sering dijadikan solusi ketika butuh uang, apalagi bagi karyawan yang tidak mau terkena beban bunga dari lembaga keuangan lainnya. Biasanya, jumlah utang ke teman jumlahnya tidak begitu besar.  Namun, berapapun jumlahnya, utang ini bisa saja membuat keuangan menjadi bermasalah, bahkan hubungan pertemanan juga bisa menjadi memburuk seiring meningkatnya utang tersebut. 

Nah itulah beberapa jenis utang karyawan yang sering membuat masalah keuangan karyawan dan berdampak buruk bagi produktivitas karyawan ketika bekerja. Solusinya perusahaan bisa memberikan benefit akses gaji fleksibel ketika karyawan butuh dana darurat. Dengan begitu karyawan tidak lagi akan berutang yang justru membuat masalah lain di kemudian hari.

Untuk memberikan benefit akses gaji fleksibel, perusahaan bisa memanfaatkan aplikasi KINI.id. Dengan aplikasi ini, karyawan bisa mengakses gaji secara fleksibel dan instan kapanpun mereka butuhkan. Selain itu, perusahaan juga tidak perlu mengeluarkan anggaran baru untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga nantinya tidak akan mengganggu arus kas perusahaan. Menarik bukan? Jadi tunggu apalagi? Daftarkan seluruh karyawan ke dalam aplikasi KINI.id sekarang!