Cara Mudah Mengatur Keuangan Pribadi Sesuai Penghasilan

Pernah dengar istilah gaji 5 koma alias tanggal 5 sudah koma (habis). Ungkapan ini sering sekali digunakan oleh banyak karyawan, terutama karyawan dengan gaji pas-pasan. Istilah ini digunakan ketika gaji yang mereka terima sering sekali habis di tengah bulan sebelum gajian. Nah, karena itulah di bawah ini kita akan membahas beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatur keuangan pribadi yang cukup efektif untuk diterapkan di semua kalangan.

Kenapa semua kalangan? Karena setiap orang tentu memiliki pendapatan dan pengeluaran yang berbeda-beda bukan? Ada yang gajinya besar namun habis untuk bayar cicilan, ada juga yang gajinya pas-pasan namun cukup untuk kebutuhan primer saja. Lalu bagaimana cara mengatur keuangan pribadi?

Gunakan Sistem Anggaran

Cara mengatur keuangan dengan menerapkan sistem anggaran adalah dasar mengatur keuangan bagi orang pribadi. Di bawah ini ada beberapa sistem anggaran yang bisa kamu terapkan sesuai dengan kemampuanmu.

1. Sistem anggaran 50/20/30

Sistem ini dibuat oleh salah satu Senator di DPR Amerika Serikat yaitu Elizabeth Warren. Di mana, metode ini terbilang ringkas dan sederhana, kamu hanya perlu menyediakan tiga pos keuangan saja yaitu:

  • 50% dari penghasilan dialokasikan untuk kebutuhan pokok seperti biaya makan, sewa rumah, belanja bulanan, bayar cicilan, dan sebagainya.
  • 20% dari penghasilan dialokasikan untuk tabungan dan investasi.
  • 30% dari penghasilan bisa kamu gunakan untuk hiburan.

Misalnya, kamu memiliki gaji Rp10 juta, maka kamu bisa membaginya seperti berikut ini

Gaji sebulan: Rp10 juta
Biaya Hidup (50%)Rp10 juta x 50% = Rp5 jutaHiburan (30%)Rp10 juta x 30% = Rp3 juta
Tabungan (10%)Rp10 juta x 10% = Rp1 jutaInvestasi (10%)Rp10 juta x 10% = Rp1 juta

2. Sistem anggaran 50/30/20

Jika sebelumnya 30 persen dari pendapatan dialokasikan untuk hiburan, maka sistem anggaran ini cocok buat kamu yang memiliki gaji yang tidak jauh dari UMR/UMP. Daripada pendapatan habis untuk gaya hidup, alangkah baiknya 30% diprioritaskan untuk menabung dan investasi.

Misalnya kamu memiliki gaji Rp5 juta, maka kamu bisa mengalokasikannya seperti berikut ini. 

Gaji sebulan: Rp5 juta
Biaya Hidup (50%)Rp5 juta x 50% = Rp2, 5jutaHiburan (20%)Rp5 juta x 20% = Rp1 juta
Tabungan (15%)Rp5 juta x 15% = Rp750 ribu Investasi (15%)Rp5 juta x 15% = Rp750 ribu 

3. Sistem anggaran 60/20/20

Sama dengan metode di atas, metode ini membaginya dengan budget 60/20/20, yaitu 60 persen biaya sehari-hari, 20 persen tabungan atau investasi, dan 20 persen untuk hiburan. Cara ini cocok buat kamu yang memiliki cicilan atau utang, baik untuk rumah, kendaraan, atau lainnya. Di mana, jatah untuk gaya hidup wajib dipotong dan sisanya dialokasikan untuk pengeluaran yang sifatnya wajib.

Selain itu, metode ini juga cocok buat kamu yang sudah berkeluarga dan punya anak. Di mana, akan banyak pengeluaran yang tidak terduga, sehingga tidak salah untuk mengurangi budget hiburan atau gaya hidup demi keuangan yang sehat. 

Misalnya, kamu memiliki gaji Rp10 juta, maka alokasinya seperti di bawah ini 

Gaji sebulan: Rp10 juta
Biaya Hidup (60%)Rp10 juta x 60% = Rp6 jutaHiburan (20%)Rp10 juta x 20% = Rp2 juta
Tabungan (10%)Rp10 juta x 10% = Rp1 jutaInvestasi (10%)Rp10 juta x 10% = Rp1 juta

4. Sistem anggaran 80/20

Buat kamu yang masih kesulitan mengalokasikan anggaran ke dalam tiga pos keuangan, kamu bisa menggunakan sistem anggaran 80/20. Di mana, 80 persen digunakan untuk segala kebutuhanmu dan 20 persen untuk investasi dan tabungan. Pada dasarnya metode anggaran ini sama dengan metode sebelumnya, namun tidak ada batasan untuk pembagian biaya hidup dan hiburan. 

Namun, metode ini memerlukan kedisiplinan yang kuat. Jika tidak, kamu akan kesulitan menutupi biaya hidup sehari-hari. Di bawah ini adalah contoh jika kamu memiliki gaji Rp10 juta.

Gaji sebulan: Rp10 juta
Biaya Hidup & Hiburan (80%)Rp10 juta x 80% = Rp8 juta
Tabungan (10%)Rp10 juta x 10% = Rp1 jutaInvestasi (10%)Rp10 juta x 10% = Rp1 juta

Gunakan Sistem Zero Budgeting 

Cara mengatur keuangan ini terkesan aneh dan ketinggalan zaman. Untuk menggunakan metode ini, intinya ketika kamu menerima gaji, maka kamu harus langsung “menghabiskannya”.

Pertama, jumlahkan pengeluaran rutin setiap bulan, mulai dari biaya makan, sewa kos, cicilan motor, bayar asuransi, transfer orangtua, dan lainnya, termasuk di antaranya adalah budget nonton, traveling, dan biaya lifestyle lainnya.

Setelah semuanya ditotal, hitunglah selisih total pendapatan dan pengeluaranmu. Jika ada sisanya, segera “habiskan” saat itu juga untuk menabung di rekening terpisah untuk dana darurat, belikan saham, atau top-up reksa dana. 

Intinya adalah, uang yang kamu terima dalam sebulan harus habis untuk sektor yang produktif. Metode ini pas untuk diterapkan buat kamu yang jumlah pendapatan per bulannya kurang menentu, misalnya freelancer.

Bijak Menggunakan Kartu Kredit 

Kartu kredit sering menjadi solusi efektif untuk memenuhi kebutuhan mendesak yang bersifat produktif. Misalnya, ketika handphone rusak dan menghambat pekerjaan, memenuhi kebutuhan peralatan kantor, dan sebagainya. Apalagi kartu kredit seringkali menawarkan diskon hingga cicilan dengan bunga 0%.

Meski begitu, kamu harus bijak menggunakan kartu kredit jika tidak ingin terlilit utang. Hindari menggunakan kartu kredit untuk kebutuhan konsumtif seperti beli jam tangan, sepatu, dan sejenisnya. Jika memang harus membelinya, pastikan kamu mencari penawaran dengan suku bunga rendah atau 0%. Meski begitu, pastikan juga untuk tidak membayar cicilan dengan pembayaran minimum ya. Karena hal ini justru bisa membuat tagihanmu membengkak di kemudian hari.

Prioritaskan Dana untuk Melunasi Utang

Buat kamu yang memiliki utang, cobalah alokasikan dana dari penghasilanmu untuk pelunasannya sebagai prioritas setiap bulan. Misalnya, kurangi anggaran hiburan untuk melunasi utang atau alokasikan anggaran ke pos investasi untuk melunasi utang. 

Yang terpenting, hindari penggunaan kartu kredit atau pengajuan utang lainnya jika pinjaman yang sebelumnya belum lunas. Jangan sampai kamu terlilit utang dan arus kas keuanganmu menjadi terganggu. 

Investasi 

Beruntung buat kamu yang tidak memiliki utang, karena kamu bisa mulai berinvestasi sejak usia muda. Saat ini ada banyak pilihan investasi dengan risiko rendah dan cocok untuk pemula, mulai dari deposito, reksa dana, saham, obligasi, dan sebagainya. Apapun jenis investasinya, pastikan kamu mempelajarinya sebelum memulainya. Dan cobalah terlebih dulu dengan jumlah yang kecil dan risiko yang minim.

Buat Perencanaan Hari Tua

Dengan membuat perencanaan untuk hari tua, kamu bisa disiplin mengatur keuangan dan menjadi motivasi untuk rajin menabung atau berinvestasi. Cobalah bayangkan di usia 60 tahun, apakah kamu masih ingin aktif bekerja? Jika tidak, kamu harus mulai mempersiapkan dana pensiun dari sekarang. 

Kamu bisa memanfaatkan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) baik dari perusahaan atau asuransi jiwa. Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan dana tabungan yang telah berjalan hingga saat ini. Artinya, dana tabunganmu tidak bisa digunakan sama sekali baik untuk liburan, membeli kendaraan, dan kebutuhan lain. 

Buat Daftar Pengeluaran

Ketika baru gajian, banyak orang yang jadi lebih boros belanja bulanan. Untuk menghindari kebiasaan buruk ini, cobalah catat secara terperinci kebutuhan rumah dalam sebulan. Jika ingin lebih berhemat, kamu juga bisa buat daftar menu masak setiap harinya. Setelah itu, tulis kebutuhan atau bahan makanan yang dibutuhkan dalam sebulan atau seminggu. 

Miliki Asuransi Kesehatan 

Kesehatan menjadi investasi paling penting dalam hidup yang sering dilupakan banyak orang. Dengan mendaftarkan diri kamu ke asuransi kesehatan bisa jadi penyelamat finansial di saat kamu sakit. 

Apalagi biaya medis di Indonesia meningkat sebesar 11 persen setiap tahunnya. Artinya, jika tahun ini biaya rawat inap tipes mencapai Rp2,1 juta, di tahun berikutnya bisa menjadi Rp2.331.000, dan angka ini terus meningkat setiap tahun.

Lakukan Evaluasi Pengeluaran  

Setiap akhir bulan, cobalah lakukan evaluasi pengeluaran. Misalnya, apakah dalam sebulan ini kamu sudah disiplin mengikuti anggaran yang telah dibuat? Jika belum, kira-kira pos apa yang perlu dimodifikasi.

Dari evaluasi tersebut, buatlah metode anggaran yang paling ideal untuk dirimu sendiri. Namun ingat, jangan lupa untuk alokasikan dana untuk investasi dan tabungan. Sehingga, arus kas keuanganmu dapat berjalan sehat. 

Gunakan Aplikasi Kini.id

Bagi kamu yang masih sering kesulitan mengatur keuangan atau tidak bisa menyimpan uang di tabungan, kamu bisa menggunakan aplikasi Kini.id. Di mana, aplikasi ini bisa membantu kamu menerima gaji di muka sesuai hari kerja yang sudah kamu lewati. Sehingga, kamu tidak perlu menunggu tanggal gajian untuk mendapatkan gaji.

Hal ini sangat membantu kamu ketika di pertengahan bulan kamu memerlukan dana darurat untuk kebutuhan mendesak. Misalnya saja, gaji kamu dalam sebulan adalah Rp5 juta dengan hari kerja 20 hari per bulan. Setelah kamu bekerja 10 hari, kamu butuh uang darurat. Maka, dengan aplikasi Kini.id, kamu bisa mencairkan gajimu maksimal 2,5 juta (gaji kamu setelah 10 hari kerja) untuk kebutuhan dana daruratmu.

Sehingga, kamu tidak perlu meminjam uang ke bank atau lembaga lainnya, dan juga tidak perlu mengajukan kasbon ke perusahaan. Di tanggal gajianmu, kamu akan menerima sisa gaji yang sudah dipotong dari uang yang kamu gunakan. Jika kamu sudah mencairkan Rp1 juta, maka di tanggal gajian kamu hanya akan menerima gaji Rp5juta-Rp1 juta= Rp4juta.

Jadi, tunggu apalagi? Gunakan aplikasi Kini.id dan hindari pinjaman dengan bunga tinggi ya. Karena dengan aplikasi Kini.id, kamu tidak akan dikenakan bunga dan hanya dikenakan biaya transfer ke rekeningmu, juga biaya administrasi sesuai kesepakatan awal. Mudah dan nyaman bukan?