Fenomena Karyawan Resign Setelah Lebaran: Mitos atau Fakta?

resign

Lebaran identik dengan momen reuni, silaturahmi, dan tradisi mudik. Namun, di balik keceriaan Lebaran, ada fenomena menarik yang kerap terjadi di dunia kerja: gelombang resign karyawan.

Benarkah banyak karyawan resign setelah Lebaran? Apa alasan di baliknya? Dan bagaimana cara mengatasinya?

Fakta atau Mitos?

Berdasarkan data ManpowerGroup, tingkat turnover karyawan di Indonesia mencapai 23% pada tahun 2023. Angka ini cukup tinggi dan menunjukkan bahwa banyak karyawan yang berpindah pekerjaan dalam setahun.

Meskipun tidak ada data statistik resmi yang menunjukkan lonjakan resign setelah Lebaran, fenomena ini bukan mitos. Berbagai survei dan testimoni menunjukkan bahwa banyak karyawan yang memilih untuk resign setelah Lebaran.

Survei Jobstreet pada tahun 2023 menunjukkan bahwa 42% karyawan berencana untuk resign setelah Lebaran. Alasan utama mereka adalah:

  • Tunjangan Hari Raya (THR): THR menjadi momen penting bagi karyawan untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Bagi sebagian karyawan, THR digunakan untuk menutupi kebutuhan finansial selama Lebaran, seperti membeli baju baru, mudik, atau berlibur. Jika THR dirasa tidak sesuai harapan, karyawan mungkin mempertimbangkan untuk mencari pekerjaan lain yang menawarkan THR lebih tinggi.
  • Momen Refleksi: Momen Lebaran menjadi waktu bagi karyawan untuk merenungkan karir dan kehidupannya. Mereka mungkin merasa tidak puas dengan pekerjaan saat ini dan ingin mencari peluang yang lebih baik.
  • Kesempatan Baru: Lebaran sering kali menjadi momen bagi perusahaan untuk membuka lowongan pekerjaan baru. Hal ini menarik minat karyawan yang ingin mencari peluang karir yang lebih baik.
  • Faktor Psikologis: Lebaran dapat memicu perasaan bosan atau jenuh pada karyawan. Hal ini dapat mendorong mereka untuk mencari pekerjaan baru yang lebih menantang dan menyenangkan.

Dampak Fenomena Resign

Fenomena resign setelah Lebaran dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi perusahaan, antara lain:

  • Biaya rekrutmen dan training yang tinggi: Perusahaan harus mengeluarkan biaya yang besar untuk mencari dan melatih karyawan baru.
  • Penurunan produktivitas: Resignnya karyawan dapat menyebabkan penurunan produktivitas tim karena harus beradaptasi dengan anggota baru.
  • Hilangnya knowledge dan expertise: Karyawan yang resign membawa serta pengetahuan dan pengalaman mereka, yang dapat menjadi kerugian bagi perusahaan.

Tips Mengatasi Fenomena Resign

Fenomena resign setelah Lebaran dapat diatasi dengan beberapa langkah berikut:

Sebelum Lebaran:

  • Komunikasi Terbuka: Jalin komunikasi terbuka dengan karyawan untuk mengetahui apa yang mereka harapkan dari perusahaan. Dengarkan keluhan mereka dan tanggapi dengan solusi yang tepat.
  • Apresiasi dan Penghargaan: Berikan apresiasi dan penghargaan kepada karyawan atas kinerja mereka. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan loyalitas karyawan.
  • Pertimbangan Kenaikan Gaji: Pertimbangkan untuk memberikan kenaikan gaji kepada karyawan, terutama jika gaji mereka di bawah standar industri.
  • Ciptakan Lingkungan Kerja Positif: Ciptakan lingkungan kerja yang positif dan kondusif bagi karyawan. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun hubungan yang baik antara karyawan dan atasan, serta menyediakan fasilitas yang memadai.
  • Program Pengembangan Diri: Berikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan diri melalui pelatihan dan seminar. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan dan keahlian karyawan, serta membuat mereka merasa dihargai oleh perusahaan.

Setelah Lebaran:

  • Adakan program “welcome back”: Adakan program “welcome back” untuk menyambut karyawan setelah Lebaran. Program ini dapat berupa gathering, makan bersama, atau pemberian hadiah kecil.
  • Evaluasi beban pekerjaan: Evaluasi beban pekerjaan karyawan dan lakukan penyesuaian jika diperlukan. Beban kerja yang berlebihan dapat menyebabkan stres dan burnout, yang dapat mendorong karyawan untuk resign.
  • Berikan kesempatan untuk pengembangan diri: Berikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan diri melalui pelatihan dan seminar. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan dan keahlian karyawan, serta membuat mereka merasa dihargai oleh perusahaan.
  • Pertimbangkan opsi kerja jarak jauh: Pertimbangkan untuk memberikan opsi kerja jarak jauh kepada karyawan. Hal ini dapat meningkatkan fleksibilitas dan keseimbangan hidup-kerja karyawan, sehingga mereka lebih betah bekerja di perusahaan.
  • Lakukan exit interview: Lakukan exit interview dengan karyawan yang resign untuk mengetahui alasan mereka resign. Hal ini dapat membantu Anda untuk meningkatkan kualitas perusahaan dan mencegah karyawan resign di masa depan.

Tips Tambahan:

  • Perlakukan karyawan dengan adil dan hormat.
  • Bangun budaya perusahaan yang positif.
  • Berikan kesempatan untuk promosi dan pengembangan karir.
  • Libatkan karyawan dalam pengambilan keputusan.
  • Peduli terhadap kesejahteraan karyawan.